Oleh: hermawanadhis@gmail.com*
Lambat belajar merupakan salah satu permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik. Dalam kondisi ini, peserta didik tidak bisa belajar atau menyerap materi dengan kecepatan normal anak seusianya. Dengan kecepatan normal saja merasa kesulitan apalagi jika lebih cepat maka peserta didik akan merasa semakin kesulitan. Diperlukan waktu yang relatif lebih lama agar peserta didik bisa memahami materi. Lambat belajar mungkin hanya terjadi pada beberapa jenis materi namun tidak menutup kemungkinan peserta didik mengalami kesulitan belajar pada semua jenis materi disiplin ilmu.
Beberapa hal yang mungkin menjadi faktor lambat belajar adalah:
- Kurang tekun: Belajar membutuhkan proses, cepat atau lambat belajar peserta didik tergantung dari peserta didik sendiri. Apakah mereka mau memperhatikan? Apakah mereka mau mengulang materi yang telah diberikan? Apakah mereka mau belajar dengan sungguh-sungguh? Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa menjadi ukuran dalam kelambatan belajar.
- Peran serta individu: Dua kepala lebih baik dari satu kepala. Peserta didik akan merasa kesulitan belajar jika dia hanya belajar sendirian. Belajar akan lebih cepat jika bersama-sama, jika ada hal yang kurang paham bisa langsung bertanya. Sering peserta didik kurang mendapat peran dalam kelompok belajar sehingga menyebabkan kelambatan dalam mengolah informasi. Individu yang kurang memiliki atau mengambil peran dalam kelompok akan terlihat lebih lambat belajar. Karena tidak merasa perlu menyamakan kemampuan nya dengan kelompok. Jadi lambat belajar bisa diatasi salah satunya dengan bermain peran dalam kelompok.
- Disiplin: Apakah peserta didik sering terlambat? Apakah peserta didik bersikap acuh? Apakah peserta didik sering meninggalkan materi? Contoh: seorang peserta didik yang telambat mengikuti mata pelajaran akan mengalami lambat belajar karena materi awal tidak diketahuinya atau mungkin karena kecapekan. Disiplin bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penjadwalan yang jelas akan terlihat lebih cepat belajar daripada tanpa jadwal.
- Kesenangan: Banyak hal yang berawal dari kesenangan. Para peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, begitu pula dengan kesenangan masing-masing. Hal yang membuat senang seseorang belum tentu bisa membuat senang orang lain. Proses belajar akan terasa lambat jika pembawaan materi atau bahkan materi itu sendiri tidak menyenangkan untuk peserta didik. Dengan begitu peserta didik akan merasakan kesulitan belajar lantaran kurang merasa nyaman.
Contoh lambat belajar adalah saya sendiri. Lambat belajat itu hanya saya rasakan pada mata kuliah umum. Hal ini dikarenankan mata kuliah tersebut saya rasa tidak bisa langsung dipraktekkan dalam jangka waktu dekat. Untuk masalah kedisiplinan, saya telah berusaha tidak berangkat telambat dan selalu mengikuti tiap mata kuliah. Saya merasakan lambat belajar tersebut karena saya kurang bisa teliti dan tekun. Sebenarnya jika saya yakin bisa, pasti saya seperti teman-teman yang tidak mengalami lambar belajar. Antisipasi lanjut saya adalah membaca materi kuliah walaupun hanya huruf cetak tebalnya saja (skimming).
Sebagai pendidik hal-hal mengenai prosedur diagnosa kesulitan belajar yang bisa dilakukan adalah
- Identifikasi peserta didik yang kesulitan belajar
- Melokasi letak kesulitan belajar
- Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
- Memperkirakan alternatif bantuan
- Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya
- Tindakan lebih lanjut apabila peserta masih mengalami kesulitan.
* tulisan ini merupakan tulisan lama untuk mengenang masa-masa sekolah